digtara.com - Advanced Micro Devices Inc. (AMD) resmi menandatangani kesepakatan besar dengan OpenAI untuk memasok chip grafis berkapasitas masif. Langkah ini dinilai menjadi peluang emas bagi AMD untuk menantang dominasi Nvidia Corp. di pasar komputasi kecerdasan buatan (AI).
Mengutip laporan Bloomberg, perjanjian tersebut mencakup penggunaan
chip grafis AMD dengan total kapasitas 6 gigawatt selama beberapa tahun ke depan — setara dengan lebih dari setengah nilai kontrak
OpenAI dengan
Nvidia yang baru ditandatangani sebelumnya.
Sebagai bagian dari kesepakatan, OpenAI juga memperoleh hak untuk membeli hingga 160 juta saham AMD dengan harga hanya US$0,01 per lembar, apabila target proyek tercapai. Jumlah ini merepresentasikan sekitar 10% dari total saham beredar AMD.
Kontrak Raksasa dan Potensi Besar
Baca Juga: Raih Predikat Unggul dari LAMDIK, Prodi PGMI dan PAI Unwahas Ingin Jadi Kampus Aswaja yang Mendunia Target kesepakatan tersebut menuntut kenaikan harga saham
AMD hingga mencapai level US$600 per saham. Untuk perbandingan, pada perdagangan Jumat lalu, saham
AMD ditutup di posisi US$164,67.
Bagi AMD, kontrak ini merupakan peluang besar yang dapat mendatangkan pendapatan puluhan miliar dolar AS, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pesaing serius Nvidia di industri AI. Namun, sejumlah analis mengingatkan bahwa ketergantungan AMD terhadap sektor AI juga berisiko tinggi, terutama jika terjadi koreksi tajam seperti gelembung dot-com pada akhir 1990-an.
"Ini jelas proyek terbesar yang pernah kami umumkan. Kami kini memulai pembangunan dalam skala masif. Ini kesepakatan besar bagi perusahaan, pemegang saham, dan seluruh tim kami," ujar CEO AMD Lisa Su, dikutip dari Bloomberg.
Dalam kesempatan terpisah, Su menambahkan bahwa perjanjian ini dirancang agar
OpenAI turut termotivasi mendorong kesuksesan
AMD. "Semakin besar penggunaan chip
AMD oleh
OpenAI, semakin besar pula potensi keuntungan bagi kedua belah pihak," jelasnya.
Pasca pengumuman, saham AMD sempat melonjak hingga 38% ke level intraday US$226,71, kenaikan terbesar sejak April 2016. Sebaliknya, saham Nvidia justru terkoreksi 2,3%.
OpenAI Perluas Kapasitas Pusat Data
Baca Juga: FEB USU Gelar Seminar Nasional "Nvidia Powers the World's AI & Yours", Bahas Peran AI dalam Kewirausahaan Kesepakatan ini menambah daftar panjang kolaborasi besar
OpenAI dalam memperluas kapasitas pusat datanya. Sebelumnya, perusahaan pimpinan Sam Altman itu meneken kontrak dengan
Nvidia senilai US$100 miliar untuk membangun infrastruktur AI berkapasitas 10 gigawatt, setara dengan kebutuhan listrik puncak Kota New York.
Namun, pembiayaan proyek besar tersebut masih menyisakan tanda tanya. Altman sebelumnya sempat menyebut rencana belanja "triliunan dolar" untuk infrastruktur AI dan tengah menyiapkan berbagai instrumen pendanaan baru tanpa rincian lebih lanjut. Presiden OpenAI Greg Brockman menambahkan, perusahaan tengah mengeksplorasi opsi pembiayaan melalui utang maupun ekuitas.
AMD Makin Agresif di Industri AI
Meski masih tertinggal dari
Nvidia dalam pasar prosesor akselerator,
AMD kini menunjukkan arah yang lebih agresif. Pendapatan dari segmen chip AI
AMD tahun ini diperkirakan mencapai US$6,55 miliar, dengan tambahan signifikan dari kerja sama bersama
OpenAI mulai tahun depan dan peningkatan lebih besar pada 2027.
Struktur kontrak AMD–OpenAI ini berlaku hingga 5 Oktober 2030, dan implementasi proyek akan segera dimulai. Kesepakatan tersebut juga diharapkan dapat membantu OpenAI mengurangi ketergantungan terhadap chip Nvidia, yang tahun lalu mencatat pendapatan pusat data mencapai US$115 miliar — lebih besar dari total pendapatan seluruh pesaingnya digabungkan.
Analis Bernstein, Stacy Rasgon, menilai langkah ini menandai perubahan penting dalam persepsi pasar terhadap AMD.
Baca Juga: Telkomsel Hadirkan Konektivitas Jaringan hingga Layanan Area Sumatera di Momen RAFI 2025
"Kesepakatan ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap chip
AMD bukan lagi sekadar taktik negosiasi melawan
Nvidia, tetapi sudah menjadi ketertarikan nyata dari klien besar seperti
OpenAI," ujarnya.
Ia menambahkan, "Kini AMD sepenuhnya bergantung pada keberhasilan visi besar Sam Altman. Ia bisa saja menggiring ekonomi menuju kehancuran, atau membawa kita ke masa depan. Saat ini, jawabannya masih menjadi tanda tanya."
Sejak lama dikenal sebagai pesaing Intel di pasar prosesor PC dan server, AMD kini mulai memikat investor berkat ekspansi agresif ke chip AI. Dengan kontrak baru bersama OpenAI, posisi AMD semakin kokoh sebagai pemain kunci baru dalam revolusi komputasi kecerdasan buatan.