Beragam Produk Pertanian Organik Milik LPP PWNU Jateng Dipamerkan

Rangkaian puncak resepsi HSN 2025 PWNU Jateng
Ahsan Fauzi - Jumat, 24 Oktober 2025 11:23 WIB
Humas HSN 2025 PWNU Jateng
Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Abdul Ghaffar Rozin saat mengunjungi stand produk pertanian organik
digtara.com -Beragam produk pertanian organik milik Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah dipamerkan dalam rangkaian puncak peringatan Hari Santri (HSN) 2025 yang dipusatkan di Stadion Pandanaran, Bergas, Kabupaten Semarang, Kamis-Sabtu (23-25/10/2025).

Dalam acara yang digelar selama tiga hari tersebut, LPPNU Jateng membuka stand pameran yang menampilkan beragam produk hasil inovasi dan binaan petani Nahdliyin di berbagai daerah.

Produk yang ditampilkan mencakup berbagai kebutuhan pertanian, mulai dari beras merah, beras hitam, benih padi unggulan, hingga pupuk organik padat dan cair. Produk-produk pertanian organik LPP NU Jateng ini dikembangkan bersama Kelompok Tani Sarwo Tulus (KTST) yang menjadi motor penggerak di bawah lembaga tersebut yang selama ini fokus mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sekretaris LPP PWNU Jateng, Slamet Suharto, menjelaskan bahwa LPPNU berkomitmen untuk terus mendorong transformasi pertanian berbasis organik di kalangan petani Nahdliyin. Menurutnya, pupuk organik memiliki banyak keunggulan dibanding pupuk kimia yang selama ini umum digunakan.

"Kalau menggunakan pupuk cair organik atau pupuk padat organik, hasilnya bisa setara bahkan lebih baik daripada pupuk kimia, terutama dalam jangka panjang," jelas Slamet kepada awak media, Kamis (23/10/2025).

"Tanah yang lama diberi pupuk kimia biasanya mengalami penurunan produktivitas. Tapi dengan penggunaan pupuk organik secara berkelanjutan, struktur tanah akan membaik dan kembali subur. Ini investasi jangka panjang bagi keberlanjutan pertanian kita," imbuhnya.

Ia juga mengingatkan bahwa pupuk kimiawi meninggalkan residu yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Karena itu, LPPNU mendorong kembalinya budaya bertani organik sebagai bentuk ikhtiar merawat bumi sekaligus membangun peradaban yang lebih sehat.

"Kita harus mulai mengembalikan kesadaran bertani secara alami. Ini bukan sekadar soal hasil panen, tapi juga soal keberlanjutan hidup dan amanah menjaga alam," tegasnya.

Sementara itu, penjaga stand LPPNU, Taqwim Mujiono, menambahkan bahwa produk yang dipamerkan merupakan hasil nyata pendampingan LPPNU terhadap petani binaan. Ia menuturkan, semua produk diolah dengan cara ramah lingkungan tanpa bahan kimia sintetis.

"Kami membawa beras merah dan beras hitam organik hasil olahan petani binaan dari beberapa kabupaten di Jawa Tengah. Selain itu, kami juga menyediakan benih padi hitam, padi merah, dan mentik wangi," ujarnya.

Selain beras dan benih, LPPNU Jateng juga memperkenalkan dua jenis pupuk organik, yakni pupuk kandang dan pupuk cair organik. Keduanya dikemas dengan berbagai ukuran agar mudah dijangkau oleh petani kecil maupun pelaku usaha tani skala besar.

"Pupuk cair kami bisa diaplikasikan hanya dengan dua tutup botol kecil yang dicampur dalam 14 liter air, cukup untuk satu tangki semprot petani. Harganya jauh lebih murah dari pupuk kimia, tapi hasilnya tidak kalah bagus," terang Taqwim.

Ia menuturkan, penggunaan pupuk organik terbukti mampu menjaga struktur tanah tetap gembur dan bernutrisi. Sementara penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat menyebabkan tanah menjadi keras dan kehilangan unsur hara dalam waktu 5–10 tahun.

"Kalau pakai pupuk kimia terus, tanah lama-lama mati. Tapi kalau organik, tanahnya tetap hidup, mikroorganismenya berkembang, dan hasil panen pun lebih sehat," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin, saat membuka Bazaar UMKM Hari Santri 2025, memberikan apresiasi atas partisipasi LPPNU Jateng dalam memperkuat kemandirian ekonomi berbasis pertanian. Menurutnya, sektor pertanian harus kembali menjadi perhatian utama warga NU.

"Sekarang ini, yang menguasai pangan adalah yang menguasai peradaban. Maka NU harus meneguhkan kembali peran strategisnya di bidang pertanian," ujarnya.

Gus Rozin menegaskan, kemandirian pangan merupakan bagian penting dari kemandirian ekonomi umat. Ia juga mendorong agar produk-produk LPPNU tidak berhenti di ajang pameran, tetapi bisa terus dikembangkan dan dipasarkan secara luas.

"Saya minta LPPNU mengirimkan produk-produknya ke kantor PWNU. Nanti tidak hanya untuk pajangan, tapi akan kami bantu promosikan kepada para tamu, pejabat, dan pengurus daerah yang datang," pesannya. (San).



Tag:

Berita Terkait

Berita

Puncak Resepsi HSN 2025 PWNU Jateng, Gus Rozin Ajak Warga NU Fokus Sektor Pertanian

Berita

Satu Dasawarsa Hari Santri. Gus Rozin: Santri Sudah Berdiaspora di Berbagai Bidang

Berita

Konter Framing Negatif Pesantren, Gus Yusuf Ajak Santri Jadi Pejihad Media

Berita

Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah Dukung Penuh Langkah PBNU dalam Merespon Pemberitaan Trans7 yang Dinilai Mencoreng Martabat Pesantren

Berita

Gus Rozin: Pemerintah Bisa Libatkan Perguruan Tinggi untuk Melakukan Pemdampingan Pembangunan Pesantren

Berita

Pekan Madaris NU Pertama Kali di Indonesia Resmi Digelar, Gus Yasin Apresiasi Syiar Madrasah Diniyah di Jateng