digtara.com - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengkampanyekan pemakaian sarung di kalangan masyarakat. Menurutnya, sarung menjadi bagian penting dari identitas budaya di Jawa Tengah dan Indonesia yang sarat akan makna filosofis dan historis, keberadaan sarung harus terus dilestarikan.Menurut Sarif, pemakaian sarung melampaui fungsi pakaian biasa. Sebab keberadaannya adalah simbol multimanifestasi yang sarat akan makna historis, sosial, dan religius bagi bangsa ini."Lebih dari itu juga memiliki efek ekonomi yang signifikan terutama dalam mendukung industri tekstil dan ekonomi kreatif lokal yang banyak tersebar di Jawa Tengah ini," ungkap Sarif, Senin (10/11/2025).
Atas dasar itu, Sarif mengapresiasi terbitnya Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Tengah Nomor B/800.1.12.5/83/2025 Tahun 2025 tentang penggunaan pakaian dinas harian khas aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Provinsi Jateng.Kebijakan ini dalam rangka mengekspresikan identitas ASN dengan ciri khas dan filosofi kekhasan Jawa Tengah yang religius dan berpadu dengan modernisasiDalam SE tersebut, pada hari Jumat para pegawai pria diminta menggunakan sarung batik dengan atas kemeja putih atau batik maupun lurik.Adapun bagai pegawai perempuan diminta memaki gamis berbahan batik, maupun kemeja polos namun dengan bawahan batik dengan panjang sampai mata kaki dan/atau di bawah lutut.Menurut Sarif, memakai sarung, terutama dalam skala yang lebih luas juga akan memperluas pasar domestik dan internasional dari sarung tersebut."Semakin populer sarung di kalangan pegawai juga akan berimbas pada generasi milenial, sehingga semakin besar potensi ekonomi dan lapangan kerja yang tercipta," sebut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.Pemakaian sarung, menurut Sarif, lebih dari sekadar tradisi. Dengan dipadukan pakain batik, kebijakan ini, juga akan mendorong penciptaan lapangan kerja bagi industri sarung maupun batik, baik yang berskala besar maupun industri rumahan (UMKM)."Sehingga juga menjadi bagian dari ekosistem ekonomi yang vital, menggerakkan roda perekonomian lokal dan nasional melalui produksi, distribusi, dan konsumsi produk bernilai budaya ini," jelas pria yang akrab disapa Kakung ini.Kakung menambahkan, sarung adalah ekspresi nyata dari adat dan nilai-nilai setempat. Motif dan cara pemakaiannya sering kali menunjukkan identitas daerah tertentu."Dengan memakai sarung, maka juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam mengekspresikan identitas budaya di tengah arus modernisasi," pungkas legislator dari daerah pemilihan (dapil) Banyumas dan Cilacap ini. (San).
Baca Juga: Menkomdigi Ajak Kaum Ibu Lebih Melek Digital untuk Majukan UMKM
Baca Juga: Menkomdigi Ajak Kaum Ibu Lebih Melek Digital untuk Majukan UMKM