digtara.com - Harga emas global menguat pada perdagangan Jumat (18/7/2025), terdorong pelemahan
dolar AS serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Investor kembali memburu logam mulia sebagai aset aman (safe haven).
Mengutip data terbaru, harga emas spot naik 0,4% menjadi US$ 3.351,18 per ons pada pukul 13.53 EDT (17.53 GMT). Sementara itu, emas berjangka AS tercatat naik 0,4% dan ditutup di posisi US$ 3.358,30 per ons.
"Penguatan harga logam mulia terjadi secara menyeluruh, didukung oleh pelemahan dolar AS," kata analis Marex, Edward Meir, dikutip dari Reuters.
Dolar Melemah, Emas Jadi Lebih Menarik
Dolar AS turun sekitar 0,3%, membuat harga emas menjadi lebih terjangkau bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Kondisi ini mendorong permintaan emas secara global.
Analis logam mulia dari Standard Chartered Bank, Suki Cooper, menyebut ketidakpastian fiskal AS dan potensi penyesuaian tarif akan terus mendukung sentimen positif terhadap emas.
"Harga emas saat ini mendapat dukungan kuat di level bawah, dan kekhawatiran seputar utang serta kebijakan fiskal AS membuat emas tetap jadi fokus investor," ujarnya.
Sentimen Suku Bunga Turut Mempengaruhi
Isu seputar suku bunga juga mempengaruhi pergerakan harga emas. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini kembali mengkritik Ketua The Fed, Jerome Powell, karena belum memangkas suku bunga. Trump menyatakan tidak berencana memecat Powell, namun tetap membuka opsi tersebut.
Pelaku pasar saat ini memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga AS sebelum akhir tahun, dengan total penurunan sebesar 50 basis poin.
Sebagai informasi, emas cenderung mendapat keuntungan ketika suku bunga rendah karena logam ini tidak memberikan imbal hasil (yield), sehingga menjadi lebih kompetitif dibanding aset lainnya.