digtara.com -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (2/10/2025). Proyeksi penguatan rupiah berada di kisaran Rp16.580–Rp16.640 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (1/10) rupiah ditutup menguat 0,18% atau 30 poin ke level Rp16.634,50 per
dolar AS. Sementara itu, indeks
dolar AS melemah 0,21% ke posisi 97,57.
Sejumlah mata uang Asia juga mencatatkan penguatan, di antaranya yen Jepang 0,56%, dolar Singapura 0,16%, dan baht Thailand 0,37%. Adapun dolar Hong Kong, dolar Taiwan, won Korea Selatan, peso Filipina, rupee India, dan yuan China turut mengalami apresiasi tipis.
Sentimen Eksternal: Shutdown Pemerintah AS
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Rabu 1 Oktober 2025: Diperkirakan Melemah di Rp16.660–Rp16.710 per Dolar AS Pengamat forex Ibrahim Assuaibi menjelaskan, faktor eksternal utama yang memengaruhi rupiah adalah kondisi politik di AS. Pemerintahan Presiden Donald Trump secara resmi mengalami shutdown, yang berpotensi menunda rilis sejumlah data ekonomi penting.
Salah satu yang terdampak adalah data penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) untuk periode September yang seharusnya dirilis pada Jumat pekan ini. Data tersebut krusial karena menjadi acuan arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
"Shutdown pemerintah yang berkepanjangan bisa mengganggu jadwal rilis data ekonomi AS, sehingga meningkatkan ketidakpastian di pasar," ujar Ibrahim.
Keraguan pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut juga semakin besar, menyusul komentar bernada hawkish dari sejumlah pejabat The Fed.
Sentimen Domestik: Surplus Perdagangan
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$5,49 miliar pada Agustus 2025. Surplus diperoleh dari ekspor senilai US$24,96 miliar dan impor sebesar US$19,43 miliar.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Menguat, Selasa 30 September 2025 Dengan capaian tersebut, Indonesia berhasil membukukan surplus perdagangan selama 64 bulan beruntun sejak 2020. Kondisi ini memberi sentimen positif terhadap ketahanan eksternal rupiah.
Proyeksi Hari Ini
Dengan kombinasi faktor global dan domestik, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan, namun ditutup menguat di rentang Rp16.580–Rp16.640 per dolar AS.