digtara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak konsolidatif pada pekan perdagangan 10–14 November 2025. Meski demikian, peluang mencetak rekor tertinggi baru masih terbuka lebar.
Equity Analyst
PT Indo Premier Sekuritas, Hari Rachmansyah, mengatakan secara global pasar bergerak hati-hati menunggu kejelasan arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed) dan rilis data ekonomi Amerika Serikat.
Sementara itu, dari sisi domestik, pelaku pasar akan mencermati kebijakan pemerintah terkait pengawasan rokok ilegal dan penyesuaian cukai hasil tembakau yang berpotensi memengaruhi saham sektor konsumer.
"Secara teknikal, IHSG diperkirakan bergerak dalam kisaran 8.260–8.620 pekan ini, dengan tren sideways namun cenderung menguat terbatas," ujar Hari dalam riset tertulis, dikutip Senin (10/11/2025).
Baca Juga: Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Selasa 4 November 2025 Dua Katalis Penggerak PasarHari menjelaskan, ada dua katalis potensial yang dapat memengaruhi sentimen pasar pekan ini:
Kepastian rencana IPO Superbank yang dikabarkan akan berlangsung pada November ini.
Isu merger Grab dan Goto yang kali ini disebut melibatkan Danantara sebagai investor strategis.
"Kedua isu tersebut berpotensi menjadi pemicu penguatan bagi sektor teknologi dan finansial digital," tambahnya.
Strategi dan Sektor Unggulan
Baca Juga: Bursa Saham 3 November 2025: IHSG Berpotensi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Indo Premier Sekuritas merekomendasikan strategi buy on weakness, dengan fokus pada tiga sektor defensif utama:
Perbankan, yang masih mencatat akumulasi asing dan memiliki fundamental kuat,
Konsumsi, didukung daya beli masyarakat yang stabil,
Infrastruktur, seiring program pembangunan pemerintah yang berlanjut.
"Investor sebaiknya tetap fokus pada saham berfundamental kuat sambil memantau perkembangan sentimen makro dan global," kata Hari.
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Baru
Baca Juga: Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Jumat 31 Oktober 2025
Pekan lalu,
IHSG kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di level 8.394, didorong net buy asing senilai Rp3,3 triliun dan dukungan data ekonomi domestik yang solid.
Kinerja positif ini dicapai di tengah tekanan pasar global, khususnya di Wall Street, yang terkoreksi akibat kekhawatiran valuasi saham teknologi berbasis AI.
"Pasar Indonesia menunjukkan ketahanan kuat. Investor asing melihat valuasi menarik dengan pertumbuhan PDB 5,04% dan inflasi terkendali di 2,86%," jelas Hari.
Dana asing tercatat banyak mengalir ke sektor perbankan dan telekomunikasi, dipicu oleh rebalancing indeks MSCI serta keyakinan pada stabilitas ekonomi nasional.
Analisis Teknis dan Peluang Profit Taking
Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menilai
IHSG saat ini telah menembus target wave V di level 8.390 sesuai proyeksi teknikal Mirae Asset.
Menurutnya, indikator MACD yang membentuk golden cross dan stochastic RSI yang mendekati area overbought menunjukkan potensi terjadinya aksi profit taking dalam waktu dekat.
"Namun bila stochastic RSI masih mampu bertahan di level 70–90, tren bullish IHSG masih bisa berlanjut," ujarnya.
Baca Juga: Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Selasa 4 November 2025 Nafan menambahkan, dalam 25 tahun terakhir,
IHSG cenderung bergerak positif pada November–Desember, didukung sentimen fundamental yang kuat.
"Kinerja GDP Indonesia yang mencapai 5,04% dan melampaui ekspektasi konsensus menunjukkan ekonomi nasional masih kokoh, dan hal itu bisa terefleksi dalam pergerakan pasar saham," tandasnya.