digtara.com -Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 1 Desember 2025 diperkirakan kembali melemah ke kisaran Rp16.670–Rp16.710 per dolar AS, meskipun akhir pekan lalu Gubernur Bank Indonesia menyatakan komitmen menjaga stabilitas nilai tukar.
Dalam pertemuan tahunan BI, Gubernur Perry Warjiyo menegaskan bahwa stabilitas moneter dan dukungan terhadap pemulihan ekonomi akan menjadi fokus utama otoritas pada tahun 2026.
"Stabilitas sangat penting bagi setiap negara untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan," ujar Perry, Minggu (28/11/2025).
BI menyebutkan akan terus mencari ruang untuk menurunkan suku bunga acuan selama inflasi tetap terjaga. Bank sentral memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada level 4,9%–5,7% di 2026 dan 5,1%–5,9% di 2027, lebih tinggi dibandingkan proyeksi 2025 yang diperkirakan berada sedikit di atas titik tengah rentang 4,7%–5,5%.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini 28 November 2025: Diprediksi Melemah ke Rp16.630–Rp16.660 per Dolar AS Sepanjang tahun ini, BI menghadapi tantangan menjaga keseimbangan antara stabilitas rupiah dan dorongan terhadap pertumbuhan. Penurunan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin, termasuk tiga kali penurunan berturut-turut pada Juli–September 2025, memberikan tekanan tambahan bagi rupiah.
Pada rapat November, BI mempertahankan suku bunga acuan untuk bulan kedua. Rapat Dewan Gubernur berikutnya akan digelar pada 17 Desember 2025.
Pelemahan rupiah juga dipicu oleh keluarnya dana asing dari pasar obligasi pemerintah. Sepanjang tahun berjalan, rupiah melemah lebih dari 3%, menjadikannya salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia Tenggara. Sementara itu, mata uang Malaysia dan Thailand tercatat menguat di periode yang sama.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini 27 November 2025 Diproyeksi Melemah ke Rp16.700 per Dolar AS