digtara.com | JAKARTA –  Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan, realisasi belanja negara hingga akhir Juli 2019 mencapai Rp1.236,54 triliun rupiah. Jumlah itu setara dengan 50,2 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ABPN) 2019 yang mencapai Rp.2.461,1 triliun.
Meski baru mencapai 50 persen, namun realisasi ini jauh lebih baik dari pada realisasi di Juli 2018 lalu, yang hanya 7,93 persen.
Sri Mulyani memaparkan, realisasi belanja pemerintah ini ditopang oleh Belanja Kementerian Lembaga yang mencapai Rp761,47 triliun atau sekitar 46,6% dari APBN 2019. Dan transfer ke daerah serta dana desa sebesar Rp475,1 triliun setara 57,5% dari pagu APBN 2019.
“Kemudian ada belanja non Kementerian Lembaga yang mencapai Rp341,59 triliun atau sekitar 43,86% dari APBN 2019,”sebut Sri Mulyani seperti dilansir OKEZONE, Senin (26/8/2019).
Belanja Kementerian Lembaga ditopang oleh Belanja Barang yang mencapai Rp146,31 triliun atau sekitar 42,45% dari APBN 2019. Kemudian disusul dengan belanja pegawai yang mencapai Rp150,11 triliun atau sekitar 66,89% dari target APBN 2019.
“Kemudian ada belanja sosial yang nilainya mencapai Rp75,08 triliun atau sekitar 77,36% dari target APBN 2019. Kemudian yang terakhir adalah belanja modal yang nilainya mencapai Rp48,38 triliun atau sekitar 25,55% dari target APBN 2019,” tutur dia.
Sementara untuk belanja non KL didorong oleh Pembayaran Bunga Utang senilai Rp158,63 triliun atau sekitar 57,50% dari target APBN 2019. Kemudian ada belanja subsidi yang jumlahnya mencapai Rp92,20 triliun atau 41,10% dari target APBN 2019.
“Adapun Kementerian dan Lembaga dengan penyerapan tertinggi adalah Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan dan juga Kepolisian Republik Indonesia (Polri),”tandasnya.
APBN Defisit Rp183,7 Triliun
Realisasi belanja negara yang cukup agresif hingga akhir Juli 2019 itu, belum linier dengan realisasi pendapatan negara. Realiasi pendapatan negara hingga akhir Juli 2019 baru sekira Rp1.052 triliun, sehingga menyebabkan deficit hingga Rp.183,7 triliun
“Defisit Rp 183,7 triliun dengan keseimbangan primer mencapai negatif Rp 25 triliun,”sebut Sri.
Sri Mulyani mengatakan, pendapatan sebesar Rp 1.052 triliun dikumpulkan dari pendapatan perpajakan sebesar Rp 810 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 241 triliun.
“Realisasi penerimanaan pajak sebesar Rp 705 triliun atau 44,7 persen dan realisasi bea dan cukai mencapai Rp 105,2 triliun atau sekitar 50 persen dari target APBN 2019,” jelasnya.
Defisit APBN pada Juli 2019 ini semakin melebar jika dibandingkan bulan Juni 2019 yang hanya sebesar Rp 135,8 triliun. Realisasi tersebut setara dengan 54,3 persen dari estimasi APBN 2019 yang menetapkan proyeksi defisit hingga akhir tahun sebesar Rp 296 triliun.
[AS]