digtara.com -Negara bagian Texas resmi menggugat Roblox Corporation, pengembang gim online populer Roblox, karena diduga membiarkan jutaan penggunanya yang masih di bawah umur terekspos pada konten eksplisit, eksploitasi, dan praktik "grooming" di platform tersebut.
Gugatan itu diajukan langsung oleh Jaksa Agung
Texas, Ken Paxton, yang menilai perusahaan telah mengabaikan keselamatan anak demi keuntungan finansial. Langkah ini menambah panjang daftar negara bagian Amerika Serikat yang menuntut
Roblox, setelah sebelumnya Florida dan beberapa wilayah lain juga mengambil tindakan hukum serupa.
Dalam pernyataannya, Paxton mengecam keras kebijakan perusahaan.
"Roblox memilih untuk mengutamakan keuntungan dan membiarkan para predator digital beroperasi, alih-alih melindungi anak-anak Texas. Kita tidak boleh membiarkan platform ini menjadi taman bermain bagi pelaku kejahatan online," tegasnya.
Baca Juga: Kode Redeem FC Mobile Hari Ini, Senin 3 November 2025: Klaim Segera 20+ Kode Redeem Terbaru Paxton menilai,
Roblox gagal menerapkan perlindungan efektif bagi pengguna muda, termasuk lemahnya pengawasan terhadap konten yang dibuat oleh komunitasnya sendiri. Gugatan ini juga menjadi peringatan bagi perusahaan teknologi lain agar lebih serius menjaga keamanan pengguna anak di platform mereka.
Pihak Roblox Corporation menanggapi tuduhan itu dengan menyatakan "kecewa" atas langkah hukum Texas. Melalui juru bicaranya, perusahaan menyebut gugatan tersebut didasarkan pada "kesalahan representasi dan klaim yang dibesar-besarkan."
Roblox menegaskan, mereka memiliki komitmen yang sama dengan otoritas untuk menjaga keamanan anak-anak dan telah melakukan sejumlah langkah pencegahan, antara lain verifikasi usia melalui swafoto serta pembatasan fitur pesan bagi pengguna di bawah 13 tahun tanpa izin orang tua.
Mengutip laporan GameSpot, kebijakan itu merupakan bagian dari upaya berkelanjutan perusahaan untuk membersihkan platform dari pelaku kejahatan seksual dan konten berbahaya.
Namun, gugatan dari Texas ini bukan yang pertama. Investigasi Bloomberg pada Juni 2024 sebelumnya telah mengungkap dugaan aktivitas predator di Roblox, yang kemudian memicu tindakan hukum serupa di Louisiana dan Kentucky.
Dengan puluhan juta pengguna aktif harian, mayoritas di antaranya anak-anak, tantangan moderasi di Roblox terbilang sangat besar. Fitur utama yang memungkinkan pengguna membuat dan berbagi game sendiri menjadi pedang bermata dua — inovatif sekaligus rawan disalahgunakan.
Baca Juga: Kode Redeem EA SPORTS FC Mobile Hari Ini Sabtu, 1 November 2025: Raih Bonus Melimpah! Kasus ini menjadi pengingat serius bagi industri gim dan platform digital bahwa di balik dunia virtual yang menghibur, terdapat risiko nyata yang menuntut tanggung jawab lebih besar dalam melindungi anak di bawah umur.