digtara.com -Sidang penganiayaan yang menyebabkan Prada Lucky Namo meninggal dunia kembali digelar di Pengadilan Militer III-15 Kupang.
Sidang hari keenam, Rabu (5/11/2025) ini mengagendakan pemeriksaan dan mendengarkan keterangan dari enam orang saksi.
Enam orang saksi tersebut masing-masing Letda Ckm Eman Yudhi Wana Prakarsa, Prada Arnoldus Seran, Lettu Inf Rahmat, dr. Kandida Bibiana Ugha, dr. Gede Rastu Adi Mahartha dan Prada Jemi Langga.
Humas Pengadilan Militer III-15 Kupang, Kapten Chk Damai Chrisdianto mengakui kalau satu saksi dipastikan tidak hadir.
Baca Juga: Korem 161/Wirasakti Dalami Dugaan Pelanggaran Hukum Pelda Christian Namo "Lettu Inf Rahmat tidak hadir. Jadi dari enam saksi yang kita agendakan hari ini, satu berhalangan dan lima bisa memberikan keterangan," ujarnya pada Rabu (5/11/2025).
Kapten Damai juga menyebutkan kalau tiga saksi akan hadir langsung dan dua saksi melalui zoom.
"Dua dokter lewat zoom dan yang hadir langsung Letda Ckm Eman Yudhi Wana Prakarsa, Prada Arnoldus Seran dan Prada Jemi Langga," tambahnya.
Dokter Gede Rastu Adi Mahartha yang merupakan dokter spesialis di RSUD Aeramo menjadi saksi pertama yang memberikan keterangan via zoom.
Selanjutnya dr. Kandida Bibiana Ugha, PNS dokter umum RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo juga memberikan keterangan secara daring.
Lima saksi ini bersaksi untuk perkara dengan nomor register 42-K/PM.III-15/AD/X/2025 dengan terdakwa Pratu Ahmad Ahda dan tiga rekannya yakni Emeliano De Araujo, Petrus Nong Brian Semi dan Aprianto Rede Radja.
Baca Juga: Satu Saksi Untuk 17 Terdakwa Kematian Prada Lucky Tidak Hadiri Sidang, Dua Saksi Beri Keterangan Secara Daring Sidang dimulai pukul 10.30 Wita dengan ketua majelis hakim Mayor Chk. Subiyatno dan dua hakim anggota yakni Kapten Chk. Dennis Carol Napitupulu dan Kapten Chk Zainal Arifin Anang Yulianto.
Hadir pula oditur militer yakni Letkol Chk Yusdiharto dan Letkol Chk Alex Panjaitan.
Para terdakwa dikenakan pasal primer pasal 131 juncto ayat (3) KUHPM juncto pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPM dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara subsider pasal 131 ayat (1) juncto ayat (2) KUHPM juncto pasal 55 (1) ke 1 KUHP dan lebih subsider pasal 131 ayat (1) KUHPM juncto pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.
Dan tambahan hukuman tambahan berupa pemecatan dari dinas militer.
Denpom IX/1 Kupang menetapkan 22 tersangka prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Waka Nga Mere sebagai tersangka dalam kasus meninggalnya Prada Lucky.
Baca Juga: Delapan Saksi Dihadirkan dalam Sidang Hari Kelima Kematian Prada Lucky
Dari 22 tersangka, tiga diantaranya adalah perwira pertama berpangkat Letnan Satu (Lettu) satu orang dan Letnan Dua (Letda) dua orang.
Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo tewas diduga akibat alami penyiksaan yang dilakukan oleh seniornya di dalam asrama batalyon.
Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8). Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Aeramo, Nagekeo.
Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Kupang setelah dijemput oleh orangtua kandungnya yakni Serma Kristian Namo dan Ibunya Sepriana Paulina Mirpey pada Kamis (7/8).
Baca Juga: Korem 161/Wirasakti Dalami Dugaan Pelanggaran Hukum Pelda Christian Namo Setelah dua hari disemayamkan di rumah duka, jenazah Prada Lucky dimakamkan pada Sabtu (9/8) dengan upacara kemiliteran. Sebelum dilakukan upacara secara dinas kemiliteran, didahului dengan ibadah pemakaman yang dipimpin Pendeta Lenny Walunguru dari GMIT Batu Karang Kuanino.