digtara.com - Perampokan besar mengguncang Museum Louvre Paris, salah satu museum paling terkenal di dunia.
Kementerian Kebudayaan Prancis mengonfirmasi bahwa delapan benda bersejarah berhasil dicuri dari galeri koleksi Permata Mahkota Prancis pada Minggu (19/10/2025) waktu setempat.
Insiden tersebut membuat Louvre terpaksa ditutup sementara. Menurut laporan Sky News, kawanan pencuri berhasil menembus ruang penyimpanan koleksi kerajaan yang sangat dijaga ketat.
Barang-barang yang hilang mencakup sejumlah perhiasan keluarga kerajaan Prancis abad ke-19, termasuk:
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Jelang Final Liga Champions 2025: PSG vs Inter Milan, Adu Strategi Aries vs Taurus Tiara Ratu Marie-Amelie dan Ratu HortenseKalung safir serta sepasang anting-anting safir milik kedua ratuKalung dan anting-anting zamrud milik Permaisuri Marie LouiseBros relikui, tiara Permaisuri Eugenie, serta bros pita korsase besar milik sang permaisuriNamun laporan Le
Parisien menyebutkan, total sebenarnya ada sembilan benda yang diambil — salah satunya, mahkota Permaisuri Eugenie, ditemukan tak jauh dari lokasi kejadian dalam kondisi rusak.
Aksi Kilat dan Terorganisir
Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati mengatakan, rekaman keamanan menunjukkan aksi berlangsung sangat cepat dan profesional.
"Mereka tidak menyasar orang. Dalam empat menit mereka masuk, menghancurkan etalase, mengambil barang, dan pergi. Tanpa kekerasan," ujarnya kepada TF1.
Sementara Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez menyebut insiden itu sebagai "perampokan besar". Ia menegaskan, para pelaku memecahkan jendela untuk menembus beberapa etalase berisi permata bernilai warisan budaya.
"Benda-benda itu memiliki nilai yang tak ternilai, bukan sekadar materi, tetapi sejarah bangsa," tegas Nunez.
Baca Juga: Ngaku Bisa Bayar Lebih Besar dari Baim Wong, Hotman Paris: Tanya Paula, Dia Mau Berapa Sih? Investigasi Masih Berlanjut
Pihak berwenang Prancis kini tengah melacak para pelaku dan menghitung total kerugian yang ditimbulkan.
Kejaksaan Paris juga menyelidiki kemungkinan keterlibatan jaringan pencuri internasional, mengingat tingkat profesionalitas dan kecepatan operasi yang jarang terjadi.
Peristiwa ini menjadi salah satu pencurian museum terbesar di Eropa dalam satu dekade terakhir dan kembali memunculkan pertanyaan soal keamanan artefak bersejarah dunia di tengah era teknologi pengawasan modern.