Peringati MayDay, Buruh dan Mahasiswa Sampaikan Kekecewaan Pada Elite Politik

Redaksi - Rabu, 01 Mei 2019 14:56 WIB

Warning: getimagesize(https://cdn.digtara.com/uploads/images/201905/IMG-20190501-WA0022.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u398301689/domains/digtara.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u398301689/domains/digtara.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u398301689/domains/digtara.com/public_html/amp/detail.php on line 172

digtara.com | MEDAN – Ratusan massa aliansi buruh dan mahasiswa, yang menamakan diri Gerakan Rakyat Melawan Sumatera Utara (Geram-SU) menggelar aksi unjukrasa di Jalan Balai Kota, Kota Medan, Rabu (1/5/2019).

Aksi unjukrasa ini dilaksanakan dalam rangka peringatan hari buruh internasional (MayDay) yang jatuh pada hari ini.

Dalam orasinya, Koordinator aksi, Martin Luis mengatakan, ia sangat menyayangkan para elit politik yang telah diberikan kepercayaan oleh para buruh lewat pemilu, guna memperjuangkan nasib mereka. Namun sampai saat ini, cenderung gagal menyelesaikan persoalan perburuhan.

“Kita tidak lagi percaya pada elit-elit yang saat ini sedang duduk di bangku kekuasaan. Mereka nyatanya gagal menyelesaikan persoalan perburuhan. Kesejahteraan buruh masih jauh dari apa yang diharapkan,” ujarnya.

Menurutnya, sejak tahun 2014, ada sebanyak 152 ribu lebih buruh terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dan ribuan kasus ketenagakerjaan yang tidak terselesaikan.

“Para elit hanya menyatakan janji manis belaka saat pemilu. Setelah duduk mereka menjadi budak dari pemodal, menjadi penindas buruh. Terbukti Peraturan Pemerintah 78 Tahun 2015 menjadi bukti bahwa elit politik menjadi pelindung modal,” ungkapnya.

Massa aksi dari Geram-SU ini juga menyindir rekan-rekan mereka sesama buruh yang memperingati hari buruh bersama dengan institusi pemerintah. Menurut Martin cara seperti itu adalah pengkhianatan terhadap perjuangan buruh sesungguhnya.

Karena peringatan yang digelar pemerinta cenderung hura-hura, dan meninggalkan subtansi perjuangan buruh yang sesungguhnya. Perjuangan untuk mendapatkan kesejahteraan yang masih harus dilakukan dengan aksi perlawanan yang berdarah-darah.

“Peringatan hari buruh itu, peringatan berdarah dari perjuangan kaum buruh untuk memperjuangkan jam kerja. Bukan dirayakan dengan berjoget-joget dan memperebutkan hadiah. Tapi tak masalah, bayi kawan-kawan yang mau kesana joget-joget ambil hadiah, atau disini dengan turun ke jalan kita perjuangkan hak kita, hak para buruh,” teriaknya.

Pantauan digtara.com, usai menyampaikan orasinya, para buruh dan mahasiswa itu terlihat melakukan teatrikal, tentang seorang penguasa yang semena-mena melakukan kaum buruh.

Sementara itu, petugas kepolisian dari Polsek Medan Barat dan Polrestabes Medan melakukan pengawalan terhadap aksi damai tersebut.

[AS]

Editor
: Redaksi

Tag:

Berita Terkait

Kabar

Mayday Fiesta, Ruang Efektif Fasilitasi Aspirasi Buruh

Kabar

Berbagai Elemen Buruh di Kupang Geruduk Polda NTT

Kabar

Mayday, Kapolda NTT-Forkopimda Buka Dialog Dengan Serikat Buruh di NTT

Kabar

May Day 2025, Pemprov Sumut Buka Dialog dengan Buruh dan Gelar Job Fair

Kabar

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Kabar

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS