digtara.com – Upaya pencarian keadilan keluarga Brigadir J, sebagai korban mati ditembak, keluarga mengadu ke Menkopolhukam Mahfud MD.
Hal ini merupakan sinyal bahwa terdapat ketidakpercayaan orangtua Brigadir J pada proses kerja Polri melalui Timsus.
Upaya ini adalah bentuk tekanan politik pada Kapolri agar mengawal kerja timsus untuk dapat memenuhi rasa keadilan keluarga Brigadir J.
Baca: Babak Baru Kematian Brigadir J: Bharada E Tersangka Pembunuhan dan Siap-siap Tersangka Lain
“Kapolri harus memperhatikan manuver ini untuk kemudian bisa mengarahkan timsus yang dipimpin Wakapolri memenuhi harapan keluarga,” kata Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, dalam siaran persnya Kamis (4/8/2022).
Dikatakan Teguh, harapan keluarga yang dapat dibaca oleh IPW adalah harapan mayoritas publik.
Yaitu segera ditetapkan tersangka dan publik tidak percaya pelaku penembakan hanya Bharada E.
“Kedatangan keluarga Brigadir J adalah sinyal mereka mendesak Timsus melalui penyidik kepada Mahfud MD, adalah agar timsus mentaati arahan Presiden; usut tuntas, jangan ditutup tutupi, terbuka, sampaikan apa adanya,” terangnya.
Penyidik Polri, 3 Agustus 2022, malam, telah menetapkan Bharada E sebagai tersangka kasus matinya Brigadir J.
Sementara pemeriksaan Irjen Ferdy Sambo sebagai saksi adalah prosedur wajib yang harus ditempuh oleh penyidik untuk membuat terang perkara penembakan ini.
Di mana akan terlihat peran masing-masing orang yang ada di TKP terkait matinya Brigadir J.
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Keluarga Brigadir J Mengadu ke Menkopolhukam, IPW: Sinyal Ketidakpercayaan Kerja Timsus Bentukan Kapolri