digtara.com - Sejumlah emak-emak (ibu-ibu red) yang tergabung dalam organisasi perempuan Suara Ibu Indonesia, Seruni, Aliansi Ibu Indonesia, dan HERizon menggelar aksi unjuk rasa menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) di depan kantor Badan Gizi Nasional (BGN), Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025).
Pantauan di lokasi, para peserta aksi membentangkan spanduk besar bertuliskan "STOP
MBG! Utamakan Kualitas, Keamanan, dan Martabat Anak" serta "STOP
MBG! Kembalikan Makanan Bergizi kepada Keluarga dan Sekolah."
Selain itu, mereka juga membawa sejumlah poster kecil berisi seruan penolakan terhadap program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Yang menarik, dalam aksi ini para ibu membawa aneka makanan rumahan seperti pastel, risoles, dan bika ambon.Menurut perwakilan aksi, Ririn Sefsani, hal itu merupakan simbol bahwa keluarga Indonesia sebenarnya mampu menyediakan makanan bergizi bagi anak-anaknya.
Baca Juga:Polda NTT Terapkan Standar Kesehatan Tinggi MBG Bagi 2.692 Penerima
"Makanan ini simbol pesan dari kami, bahwa keluarga masih bisa memenuhi kebutuhan gizi anak-anak tanpa harus tergantung pada program yang tidak jelas standarnya," ujar Ririn di lokasi.
Tiga Tuntutan Aksi
Ririn menyebut, aksi tersebut membawa tiga tuntutan utama:
1. Menghentikan sementara program MBG di seluruh Indonesia.Ia menilai program tersebut bermasalah karena disebut telah menimbulkan korban anak hingga mencapai 11.000 orang, serta belum memenuhi standar gizi seimbang sebagaimana arahan Kementerian Kesehatan.
"Program ini seharusnya berbasis riset dan melibatkan ahli gizi serta dokter anak. Faktanya, banyak dapur MBG yang tidak higienis dan menggunakan bahan pangan yang tidak layak," tegasnya.
Baca Juga:Khawatir Akan Merusak Ekosistem Alam di Gunung Lawu, Politikus Partai Demokrat Asrar Tolak Proyek Geothermal
2. Menolak pelibatan TNI dan Polri dalam distribusi dan pengawasan MBG.
Ririn menilai pelibatan aparat militer tidak relevan dengan tugas pokok mereka.
"Militer bukan lembaga pangan, dan tugas mereka bukan mengurusi gizi anak sekolah," katanya.
3. Mendesak dilakukan audit independen terhadap seluruh pihak yang terlibat.
Baca Juga:Polda NTT Terapkan Standar Kesehatan Tinggi MBG Bagi 2.692 PenerimaAudit diminta mencakup vendor, dapur, hingga distributor pangan dalam program
MBG.
"Anggaran MBG yang mengambil sebagian dana pendidikan seharusnya diprioritaskan untuk kesejahteraan guru, perbaikan infrastruktur di daerah 3T, dan pembangunan kantin sehat berbasis komunitas sekolah," pungkasnya.
Aksi yang berlangsung tertib itu menjadi bentuk keprihatinan para ibu terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis yang dinilai belum memiliki standar gizi, keamanan pangan, dan mekanisme pengawasan yang jelas.