digtara.com – Para pedagang nasi goreng dan minuman di Kota Padangsidimpuan harus mengelus dada atas penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terkhusus di Pusat Kota Jalan Dr Wahidin (tenda biru) yang hanya buka pada malam hari. Saat PPKM, Begini Kondisi Pedagang Nasi Goreng di Padangsidimpuan
Bagi masyarakat Kota Padangsidimpuan, lokasi tenda biru ini sudah sangat familiar terutama sebelum pandemi ramai dikunjungi dan dan menjadi pusat jajanan makanan malam terkhusus nasi goreng dan minuman.
Para pedagang mengaku dampak yang dirasakan yakni, menurunnya jumlah pembeli atau omzet setelah penerapan PPKM pukul 21.00 WIB selama hampir sebulan.
“Sekitar 90% turunlah bang. Intinya jangankan untung modal aja kami dah terhutang. Sebelum PPKM omzet saya 1,5 Juta, kini hanya Rp.400 ribu. Kalau untung berapa gak tau lagi karena modalnya juga tinggi,” kata Pedagang nasi goreng, Junaidi (57), Selasa (27/7/2021).
Junaidi Berharap agar pemerintah membantu UMKM ini sebelum gulung tikar karena sepinya pembeli saat penerapan PPKM.
“Harapan kami dibantu pemerintahlah bang, karena kami saat ini sangat berdampak karena tidak boleh lagi ada meja untuk makan disini,” harapnya.
Hal senada juga diungkapkan salah seorang pedagang minuman, An (62) kepada digtara.com dirinya mengaku sangat merasakan dampaknya.
“Omzet saya kurang berkurang jauh, Kalau dulu sebelum PPKM masih ada penjualan sampai Rp.200 ribu. Kini kalaupun ada hanya sekitar Rp.50 ribu,” ucap An.
[ya]Â Saat PPKM, Begini Kondisi Pedagang Nasi Goreng di Padangsidimpuan
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe.