digtara.com – Dampak Proyek Galian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang tak kunjung selesai membuat aliran drainase di Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai tidak berfungsi yang berdampak meluapnya air karena tidak sanggup menampung debit saat hujan turun.
Akibatnya, puluhan rumah yang berada di jalan Diponegoro, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai tergenang air hampir selutut orang dewasa.
Merasa kecewa akan hal ini, puluhan ibu-ibu melakukan aksi protes agar pengerjaan galian SPAM tersebut dihentikan sebelum pihak pemerintah memperbaiki saluran darainase yang tertutup akibat proyek.
Selain itu, masyarakat meminta kepada pemerintah agar memperhatikan masyarakat yang terdampak dari galian pipa SPAM yang tak kunjung selesai.
“Kami warga di sini sudah sangat resah akibat proyek galian SPAM yang tak kunjung selesai, di sini kami selalu makan abu dan setiap hujan rumah kami kebanjiran, sementara tidak ada perhatian dari pemerintah kepada kami yang terdampak,” teriak warga, Sabtu (13/8/22).
Baca:Â Kebanjiran Job Pasca Bercerai dari Sule, Nathalie Holscher BersyukurÂ
Menurut warga sekitar, proyek yang menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) itu mengorbankan warga Kota Binjai, Pasalnya, penggalian yang dilalukan seakan mengabaikan kenyamanan masyarakat setempat.
“Bila proyek tersebut tak kunjung selesai dalam Minggu ini, kami warga sepakat akan menghentikan pengerjaan proyek SPAM tersebut dan memblokir jalan sekitar, agar pemerintah mengetahui apa kendala proyek tersebut tak kunjung selesai,” ungkapnya para warga.
Pantauan awak media di beberapa titik penggalian Jaringan Distribusi Utama (JDU) SPAM, terlihat tanah galian menutup seluruh badan jalan, sehingga menimbulkan debu dan berlumpur saat diguyur hujan.
Selain itu, tanah galian menutupi drainase, sehingga menyumbat air hujan yang dapat menyebabkan banjir.
Selain menyumbat drainase, jalan yang digali juga tidak langsung dikembalikan seperti semula. Sehingga menyulitkan masyarakat untuk beraktivitas. Padahal masyarakat sudah memberikan waktu kepada pemegang proyek untuk segera menyelesaikan, namun semua itu diabaikan, sehingga masyarakat berang dan akan menghentikan proyek tersebut.