digtara.com -Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama lima tokoh agama, pimpinan organisasi Cipayung dan seluruh ASN serta masyarakat NTT menggelar doa bersama, untuk perdamaian dan kerukunan di Indonesia, Minggu (31/8/2025) malam.
Doa bersama yang digelar di halaman depan gedung Sasando kantor gubernur NTT ini dipimpin tokoh agama Katolik, Protestan, Islam, Budha dan Hindu.
Para peserta doa bersama diwajibkan untuk mengenakan baju putih dan celana hitam.
Gubernur NTT, Melki Laka Lena mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar tetap menjaga keamanan dan kedamaian ditengah situasi nasional yang tidak kondusif.
"Suasana damai di NTT diharapkan tetap terjaga dengan baik. Daerah ini aman dan damai kecuali kita semua bergandengan tangan tanpa terkecuali," katanya.
Melki Laka Lena menegaskan kalau pemerintah NTT tidak melarang mahasiswa unjuk rasa namun diharapkan untuk tidak anarkis dan merusak fasilitas umum.
Masyarakat yang ingin menyampaikan pendapat melalui media sosial juga dipersilahkan.
"Kami Forkopimda sudah sepakat bahwa mau demo ke DPRD NTT boleh, Polda NTT boleh, Pemerintah Daerah juga boleh asalkan dilakukan dengan cara-cara demokratis dan tidak boleh ada kekerasan. Kami siap temui dan berdialog," jelas Melki Laka Lena.
Ia menegaskan, tidak ada tempat bagi perusuh yang ingin merusak keamanan dan kedamaian yang selama ini terjalin di NTT.
Bahkan jika ada penyusup dan perusuh, akan ditangkap dan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
"Apabila ada perusuh atau penyusup yang ingin membuat rusuh di NTT segera lapor ke pemerintah dan aparat untuk kita segera ambil orang itu. Demo boleh rusuh kita tangkap," tegas Melki Laka Lena.
Selain berdoa bagi keamanan dan kedamaian Indonesia, Forkopimda, ASN dan masyarakat juga berdoa bagi para korban meninggal dunia seperti Affan Kurniawan, serta sejumlah ASN Sekretariat DPRD Makassar yang juga meninggal dunia.