digtara.com -Bencana
banjir bandang yang terjadi pada Minggu (8/9/2025) lalu mengakibatkan 37 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi.
Mereka mengungsi setelah rumah tinggal mereka rusak diterjang banjir.
Banjir bandang ini terjadi terjadi akibat hujan lebat dari pagi hari hingga petang pada Minggu, 8 September 2025 yang menyebabkan sungai meluap dan banjir bandang.
Sesuai data kepolisian, bencana ini mengakibatkan enam orang meninggal dunia, tiga orang hilang, serta lima orang luka berat dan 10 orang luka ringan.
Selain permukiman, bencana juga merusak 66 bidang lahan sawah dan kebun, 16 ruas jalan, enam jembatan, lima titik irigasi, serta memutus jaringan listrik dan air bersih.
Pasca operasi pencarian selama tujuh hari, tim SAR Gabungan telah menutup operasi SAR bencana alam banjir bandang di Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo, NTT ini pada Senin (15/9/2025) pukul 15.00 Wita.
Akhir dari operasi kemanusiaan ini dilakukan melalui konfrensi pers yang dipimpin Kepala Kantor SAR Maumere Fathur Rahman selaku SMC (Sad Mission Coordiantor), Fathur.
Ia menyampaikan bahwa pada pencarian ketujuh korban banjir bandang yang dinyatakan hilang berjumlah empat orang menjadi tiga orang pasca ditemukannya satu orang korban pada 10 September 2025 atas nama Achiles Agustinus Busa Jago balita berusia 13 bulan dalam keadaan meninggal dunia.
Korban yang meninggal pasca kejadian secara real di lokasi kejadian berjumlah lima orang pasca ditemukannya Achiles pada operasi SAR hari ketiga.
Hingga hari ketujuh tidak ditemukan lagi tanda-tanda penemuan korban dan pencarian dinyatakan ditutup.
"Namun apabila ditemukan tanda-tanda penempuan korban dilain hari, maka operasi SAR dapat dibuka kembali," tambah Fathur.