digtara.com -Tiga Bandara di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara.
Penutupan tersebut imbas dari
erupsi Gunung
Lewotobi Laki-laki yang terjadi dalam sepekan terakhir.
Tiga bandara yang sudah hampir sepekan ditutup tersebut adalah Bandara Gewayantana-Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Bandara Fransiskus Xaverius Seda-Maumere di Kabupaten Sikka dan Bandara Wunopito-Lewoleba di Kabupaten Lembata.
Pelaksana Tugas (Plt) General Manejer Airnav Kupang, Frisdian Noor Hayati mengatakan penutupan terhadap tiga bandara tersebut sudah berlangsung selama hampir sepekan ini.
Baca Juga: Puluhan Ton Beras SPHP Disalurkan Polda NTT Lewat Gerakan Pangan Murah Dia menyebut penutupan tersebut akibat sebaran abu vulkanik Gunung
Lewotobi Laki-laki yang mengalami
erupsi.
"Benar akibat sebaran abu vulkanik gunung lewotobi," kata Plt GM Airnav Kupang, Frisdian Noor Hayati pada Senin (29/9/2025) melalui pesan tertulis.
Dia menjelaskan berdasarkan Notice to AirMan (NOTAM) yang dikeluarkan Airnav Kupang pada Senin (29/9/2025) Bandara Gewayantana di Larantula ditutup mulai pukul 07.21 wita sampai dengan Selasa (30/9/2025) pukul 08.30 wita.
Untuk bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere ditutup mulai Senin (29/9/2025) pukul 07.28 wita hingga Selasa (30/9/2025) pukul 06.00 Wita.
"(Bandara) Wunopito di Lewoleba ditutup mulai tanggal 29 September 2025 pukul 07.25 WITA sampai dengan 30 September 2025 pukul 07.59 WITA," ujarnya.
"Penutupannya sdh beberapa hari yang lalu," tambahnya.
Baca Juga: Kapolres Nagekeo Temui Keluarga Vian Ruma dan Pastikan Penanganan Kasus Transparan Masa berlaku NoTAM berlaku hanya sehari lalu akan diperpanjang setiap hari jika masih harus ditutup bandaranya.
"NoTAM hanya satu hari saja. kemudian diperpanjang, satu hari berlaku lalu diperpanjang. Jadi sudah berhari-hari ditutup hanya saja notamnya berlaku satu hari kemudian diperpanjang," jelas Frisdian.
Terpisah Kepala Unit Penyelenggara Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere, di Kabupaten Sikka, Partahian Panjaitan yang dikonfirmasi pada Senin (29/9/2025) membenarkan penutupan Bandara Frans Seda.
"(Penutupan) sejak 24 September 2025," kata Partahian melalui pesan tertulis.
Dia mengatakan untuk hasil papper test di landasan bandara memang negatif tetapi ruang udara terdampak abu vulkanik.
"Penyebab utama ditutupnya Bandara Frans Seda akibat ruang udara yang terdampak abu vulkanik akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki," tandasnya.
Baca Juga: Aktivitas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meningkat
Berdasarkan laporan tertulis Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Gunung
Lewotobi Laki-laki saat ini berstatus awas atau level IV.
Gunung yang terletak di Kabupaten Flores Timur NTT itu terakhir erupsi pada Senin (29/9) pukul 06.26 wita dengan tinggi semburan abu vulkanik mencapai 1.500 meter diatas puncak.
"Telah terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 29 Septembert 2025 pukul 06:26 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.500 m di atas puncak (± 3.084 m di atas permukaan laut)," kata petugas PPGA, Yohanes Kolli Sorywutun melalui laporan tertulis.
Dia menyebut saat
erupsi kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat.
Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 14.8 milimeter dan durasi selama dua menit 11 detik.