digtara.com -Sariyanti Silla (38) ditemukan meninggal dunia di lokasi wisata pantai bukit Fatbraon di Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang pada Jumat (21/11/2025) tengah malam sekitar pukul 23.45 Wita.
Warga Dusun 1, Desa Oenoni 1, Kecamatan
Amarasi, Kabupaten
Kupang ini diduga melakukan aksi
bunuh diri dengan cara membuang diri dari puncak tempat witasa bukit Fatubraon ke arah jurang/tebing bagian timur yang tingginya kurang lebih 70 meter.
Ayah korban, Soleman Silla (73) mengaku kalau korban pergi dari rumah sejak Kamis (20/11/2025).
Sekitar pukul 07.00 wita, Soleman masih melihat korban mandi dan minum teh.
Baca Juga: Booking Wanita Lewat Aplikasi Michat Untuk Kencan, Pemuda di Kupang Malah Nyaris Dibacok dengan Parang Korban kemudian pergi dari rumah menggunakan sepeda motor beat warna biru les putih nomor polisi DH 2854 HZ.
Saat pergi, korban tidak pamit kepada ayahnya. Hingga Kamis petang, korban belum pulang ke rumah.
Soleman kemudian mengecek korban lewat via telepon akan tetapi nomor handphone korban tidak aktif.
Soleman meminta bantuan anaknya yang lain, Yerimias Silla (kakak korban ) untuk menghubungi nomor handphone korban akan tetapi tidak aktif juga.
Soleman menyuruh Yeremias Silla untuk mengecek keberadaan korban di keluarga sekitar, namun tidak ditemukan juga.
Rupanya ada warga yang memposting keberadaan sepeda motor korban melalui media sosial. Sepeda motor tersebut diparkir tanpa ada pemilik yang mengambil.
Baca Juga: Diduga Sakit Jantung, Pemuda Peserta Seleksi TNI AD di Kupang Ditemukan Meninggal Usai Lari Sore Pada Jumat, 21 November 2025 sekitar pukul 20.00 wita, keluarga korban menelepon Yumades Oktavianus Bureni dan mengabarkan kalau sepeda motor beat warna biru les putih nomor polisi DH 2854 HZ yang diposting di medsos adalah milik korban.
Kepada Yumaden, keluarga menginformasikan kalau korban keluar dari rumah mereka di Oebesak, Desa Oenoni, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang pada Kamis, 20 November 2025 dan belum pulang hingga Jumat malam.
Soleman dan kakak korban Yeremias Silla bersama keluarga dari desa Oenoni langsung menuju rumah Yumaden di kelurahan Buraen.
Mereka kemudian bersama-sama ke tempat wisata bukit Fatubraon untuk mengecek keberadaan sepeda motor milik korban.
Sekitar pukul 20.55 wita, Soleman bersama keluarga tiba di tempat wisata Fatubraon dan melihat sepeda motor beat terparkir di bawah pohon beringin.
Baca Juga: Anak Ancam Ibu Kandungnya, Polsek Kota Raja Damaikan Ibu dan Anak Mereka kemudian mulai mencari atau menyelusuri keberadaan korban di sekitar jurang wisata bukit Fatbraon.
Sekitar pukul 23.45 wita, ayah korban bersama keluarga menemukan korban sudah tidak bernyawa lagi (meninggal) dengan posisi tertelungkup di atas batu gunung dan kepala korban terselip di antara celah batu gunung tersebut.
Keluarga korban langsung melaporkan kepada piket KSPKT 1 Polsek amarasi melalui telepon.
Kapolsek
Amarasi, Iptu Basilio Pareira bersama piket SPKT 1 polsek
Amarasi, Bhabinkamtibmas kelurahan Buraen, Aipda kaleb M. Tano dan Aiptu Orderiko Coreia bersama anggota langsung melakukan pengaman di sekitar TKP.
Tim inafis Polres
Kupang tiba di TKP dipimpin Pamapta III Polres
Kupang, Ipda Arifin. Mereka kemudian melakukan olah TKP.
Tim Inafis Polres bersama anggota Polsek dan keluarga mengevakuasi korban dari jurang/tebing tempat wisata Fatubraon.
Dari hasil pemeriksaan luar oleh inafis Polres Kupang bahwa pada tubuh korban tidak ditemukan tanda - tanda kekerasan.
Baca Juga: Booking Wanita Lewat Aplikasi Michat Untuk Kencan, Pemuda di Kupang Malah Nyaris Dibacok dengan Parang Pada wajah korban terdapat luka yang tidak beraturan akibat benturan pada batu.
Kepala korban bagian kanan atas berlobang akibat terkena batu gunung. Korban juga mengalami patah tulang pada kaki kiri korban serta luka pada betis kaki kanan
Polisi mengamankan barang bukti satu buah unit sepeda motor beat warna biru les putih nomor polisi DH 2854 HZ, pakaian korban, kunci seped motor beat di dalam.saku celana dan switer warna merah.
Keluarga korban menerima kematian korban sebagai musibah dan sudah membuat surat pernyataan penolakan otopsi.