digtara.com -Sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) yang baru saja diresmikan oleh Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo pada Sabtu (29/11/2025) lalu, tidak hanya menjadi alat mitigasi bencana, tetapi juga berfungsi sebagai media komunikasi alternatif ketika jaringan sinyal terputus akibat krisis erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Wilayah NTT–NTB, Ghele Radja Arios, dalam penjelasan teknis usai peresmian
EWS di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur mengatakan hal tersebut.
Menurut Arios, Gunung Lewotobi Laki-laki kerap memutus jaringan komunikasi ketika memasuki fase erupsi besar.
Dalam situasi seperti itu, EWS menjadi satu-satunya sarana penyampaian informasi cepat kepada masyarakat.
Baca Juga: Tinjau SPPG di NTT, Wakapolri Pastikan Bangun 98 SPPG Baru di Wilayah 3T "Early warning system ini bisa digunakan saat terjadi krisis. Saat sinyal putus total, alat inilah yang menjadi komunikasi antara Pos Pengamatan dan masyarakat," terang Arios.
Ia menyebut peresmian EWS oleh Wakapolri selaras dengan program percepatan informasi PVMBG untuk wilayah rawan bencana.
Arios menjelaskan bahwa Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki dilengkapi seismograf, yaitu alat pencatat gempa vulkanik.
"Setiap getaran terekam dan dikirim ke pos dalam bentuk data seismik. Pengamat akan mengonversinya menjadi informasi gempa vulkanik," jelasnya.
Data tersebut kemudian dikirim ke Pusat Vulkanologi di Bandung untuk dianalisis lebih lanjut.
Dari sana, para ahli menentukan tingkat aktivitas gunung api.
Baca Juga: Kunjungi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi, Wakapolri dan Akpol 1990 Salurkan Berbagai Bansos "Setelah ditentukan tingkat aktivitasnya, informasi kami kirim ke pemerintah daerah melalui grup WhatsApp koordinasi Gunung
Lewotobi Laki-laki," ungkap Arios.
Di dalam grup tersebut terdapat operator khusus yang bertugas mengirimkan sinyal kepada masyarakat melalui sirene dari Pos PGA Lewotobi.
Bunyi sirene inilah yang menjadi tanda resmi bagi warga untuk segera melakukan langkah penyelamatan diri.
Dengan adanya
EWS, proses penyampaian informasi tidak lagi bergantung pada jaringan telekomunikasi yang sering lumpuh saat
erupsi.
Sistem ini mempercepat penyebaran peringatan, penyelamatan warga dan koordinasi antarlembaga penanggulangan bencana.
Peresmian EWS oleh Wakapolri menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Bakti Sosial Batalyon Dhira Brata, Akpol 1990, yang mencakup pembangunan sumur bor, tower EWS, serta bantuan sosial di Flores Timur
Baca Juga: Resmikan EWS di Flores Timur, Wakapolri Sebut Sebagai Komitmen Polri Bagi Masyarakat