digtara.com | TEBINGTINGGI – Penyidik Kepolisian dari Polres Tebing Tinggi, melakukan rekonstruksi kasus penganiayaan hingga tewas korban ZB (16), warga Jalan Kumpulan Pane, Kelurahan Durian, Kecamatan Bajenis, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, yang terjadi awal Maret 2019 lalu.
Rekonstruksi dilaksanakan di halaman Gedung Tunggal Panaluan, Polres Tebing Tinggi dengan dipimpin langsung oleh Kanit Resum Polres Tebing Tinggi, Ipda Eben Tarigan, dan disaksikan pula oleh perwakilan dari Kejaksaan Negeri Kota Tebing Tinggi.
Dalam rekonstruksi tersebut, salah seorang tersangka pelaku berinisial PS dihadirkan untuk menjelaskan kronologi penganiayaan itu. Sebanyak 20 adegan dilakoni tersangka bersama tiga orang anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Tebing Tinggi, yang memerankan tiga tersangka lain yang kini masih buron.
Rekonstruksi awalnya berjalan dengan lancar. Tersangka menjelaskan secara detail aksi mereka membakar tubuh korban. Namun belakangan proses rekonstruksi berjalan histeris setelah Bangun Bagariang (47), ayah korban yang hadir dalam rekonstruksi itu, tiba-tiba menjerit dan nyaris memukul pelaku.
Ia geram dengan apa yang dilakukan para tersangka kepada anaknya. Apalagi Bangun mendengar jika tersangka menyebut korban telah mencuri ponsel milik salah seorang tersangka.
Beruntung aksi Bangun bisa ditahan oleh petugas kepolisian yang memang menjaga cukup ketat proses rekonstruksi itu.
Kasat Reskrim Polres Tebingtinggi, AKP Rahmadani, kepada wartawan mengatakan,rekontruksi ini kita lakukan karena ini sudah termasuk tindak kejahatan yang berat.
“Dalam rekontruksi ini ada 20 adegan yang di praktekan, dan untuk ke 3 pelaku yang buron masih dalam pengejaran. Beredar informasi para pelaku telah melarikan diri ke luar kota. Tapi akan terus kita buru,”terang Rahmadani
[AS]