digtara.com | MADINA – Warga mengeluhkan buruknya kualitas mobil ambulance milik Rumah Sakit Umum (RSU) Panyabungan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Mobil ambulance yang harusnya memberikan kenyamanan bagi pasien pengguna layanan ambulance tersebut, justru harus mengalami kejadian buruk akibat kenderaan yang tak laik operasi.
Seperti yang dialami Hamrul yang akan membawa jenazah keluarganya dari RSU Panyabungan menuju kediaman mereka di Desa Tombang Kaluang, Kecamatan Batang Natal.
Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba as roda belakang sebelah kiri ambulance bernomor polisi BK 9829 H yang mereka tumpangi, tiba-tiba patah. Sehingga mobil kandas ke jalan dan membuat penumpang ambulance panik.
“Selama di jalan, memang kami merasakan ada yang aneh dengan laju mobil ambulance tersebut. Terlalu bergoyang, karena tidak seperti semestinya mobil yang layak di pakai,”ujar Hamrul.
Hamrul mengaku sebelum berangkat dari rumah sakit, pengendara ambulance tidak terlihat melakukan pemeriksaan terhadap kendaraannya. Ia pun meminta pengelola RSU Panyabungan memperbaiki pelayanan dan menghentikan operasional ambulance rusak tersebut.
“Jangan sampai ada korban jiwa akibat ambulance yang tidak layak itu,”tukasnya.
Sementara itu, salah seorang yang menjadi bagian dari manajemen RSU Panyabungan, Anwar, membantah pernyataaan yang menyebutkan jika ambulance mereka tidak layak operasi. Menurutnya mobil ambulance bernomor polisi BK 9829 H itu masih layak pakai.
Bahkan mobil tersebut baru saja membawa pasien ke Bukit Tinggi dan Kecamatan Siabu.
“Enggak ada masalah, masih layak. Kalau ada kerusakan ya wajar saja. Namanya mobilnya digunakan. Kan bisa diperbaiki. Mobil itu baru saja pulang dari Bukit Tinggi dan Siabu. Enggak ada masalah,”tukasnya.
Terkait apa yang dialami Hamrul, kata Anwar, mereka langsung mengirimkan ambulance pengganti begitu mendapat kabar mobil ambulance mereka rusak. Pasien pengguna ambulance itu pun sudah diantarkan ke tempat tujuan mereka.
“Ambulance yang rusak itu sedang kita perbaiki. Kondisinya tidak terlalu parah,”tandasnya.
[AS]