digtara.com - Gunung
Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali
erupsi besar pada Jumat (1/8/2025) dan Sabtu (2/8/2025), dengan letusan kedua melontarkan kolom abu setinggi 18.000 meter.
Menariknya, di tengah erupsi dahsyat tersebut, masyarakat menyaksikan fenomena langka: petir vulkanik yang menyala dari dalam kawah.
Apa Itu Petir Vulkanik?
Fenomena ini bukan disebabkan oleh cuaca, melainkan oleh interaksi material vulkanik yang terlontar saat erupsi.
Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Geologi Wilayah NTT-NTB, Arios Ghele Radja, menjelaskan:
"Material abu, debu, dan batuan saling bertumbukan di udara. Gesekan ini menghasilkan muatan listrik statis, seperti saat menggosok balon ke rambut," ujarnya Sabtu pagi.
Muatan Listrik dari Awan Abu
Material padat yang terlontar dengan kecepatan tinggi bersama gas panas menciptakan muatan listrik dalam awan piroklastik.
Ketika terjadi perbedaan muatan yang cukup besar, energi dilepaskan dalam bentuk kilatan petir.
"Petir vulkanik ini terjadi di awan abu vulkanik, bukan awan hujan. Jadi, penyebabnya adalah aktivitas gunung api, bukan cuaca," tegas Arios.
Fenomena Langka, Tapi Alamiah
Meski tampak mengerikan, petir vulkanik adalah fenomena alamiah yang biasa terjadi pada erupsi besar seperti Gunung Kelud, Eyjafjallajökull (Islandia), hingga Taal (Filipina).
PVMBG tetap mengimbau warga di sekitar Gunung Lewotobi untuk tetap waspada dan mematuhi zona bahaya yang telah ditetapkan.