Pedagang Melawan, Relokasi PKL di Pelabuhan Sibolga Ricuh

- Kamis, 03 Oktober 2019 12:19 WIB

digtara.com | SIBOLGA – Upaya penertiban lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di badan jalan sekitaran Pelabuhan Sibolga, berakhir ricuh, Kamis (3/10/2019).

Kericuhan terjadi setelah para pedagang yang hendak di relokasi ke Pasar Dewa Sakti, Sibolga, menolak dipindahkan. Mereka juga menolak dilakukannya  pembongkaran lapak lantaran tersinggung dengan pernyataan petugas dari Pemko Sibolga, yang menyebut mereka sebagai warga ilegal. Padahal administrasi mereka berdomisili di Kota Sibolga, Kelurahan Pancuran Pinang, Kecamatan Sibolga Sambas.

“Kami tidak akan izinkan bangunan ini di bongkar, sebelum orang yang menyatakan kami masyarakat illegal hadir di sini,” teriak Trihati Nur Harefa, salah seorang pedagang.

Trihati Nur Harefa, pedagang yang menolak lapaknya di bongkar saat penertiban pedagang kaki lima di badan jalan sekitar Pelabuhan Sibolga, 3 Oktober 2019 (putma/digtara)

Upaya persuasif dilakukan petugas Satpol PP Pemkot sibolga bersama Kepolisian Polres Sibolga. Namun upaya tersebut belum berhasil sehingga warga tetap mempertahankan bangunan mereka.

Untuk mempertahankan lapak dagangannya, salah seorang warga nekat naik ke atas genteng sambil berteriak – teriak, bahkan ada beberapa warga yang telah menyiapkan air cabai untuk di siramkan kepada petugas.

Salah seorang pedagang naik ke atas bangunan lapak untuk menyiramkan air cabai yang sudah disiapkan untuk menyerang petugas (putma/digtara)

Pantauan dilapangan, penertiban bangunan lapak pedagang kaki lima ini ricuh setelah petugas satpol PP menembakkan air ke arah lapak PKL sehingga mendapat perlawanan. Aksi dorong-dorongan terjadi hingga nyaris terjadi adu jotos antara petugas dengan masyarakat.

Penertiban lapak PKL dilakukan untuk menata kawasan Pelabuhan Sibolga yang lebih baik.

Petugas pemadam kebakaran menembakkan air ke lapak pedagang kaki lima yang akan ditertibkan di sekitar badan jalan Pelabuhan Sibolga (putma/digtara)

“Kami dengan tegas menolak untuk dipindahkan, kami di pindahkan ke tempat yang tidak tepat,” ucap Trihati lagi.

Menurutnya lokasi yang di berikan tidak menjamin kelangsungan hidup mereka, pasalnya lokasi yang ditawarkan merupakan pasar kebutuhan pokok, sedangkan mereka adalah pedagang minuman yang bermodal kecil.

“Apapun ceritanya kami tidak mau, hari ini di bongkar, besok akan kami dirikan lagi. Jika di tempatkan disana, itu bukan lahan kami, disana jual sembako sedangkan kami jual kopinya, manalah sesuai. Kami berharap, Pemko Sibolga dapat memberikan solusi tempat relokasi yang tepat, sehingga ada keterjaminan hidup anak-anak kami,”tandasnya.

[AS]

Editor
:

Tag:

Berita Terkait

Peristiwa

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Peristiwa

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Peristiwa

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Peristiwa

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Peristiwa

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Peristiwa

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo