digtara.com | Sibolga – Masyarakat di Kota Sibolga mulai di buat resah, akibat mulainya muncul kelompok anak-anak berusia pelajar mengganggu aktivitas pelajar lain di luar lingkungan sekolah.
Seperti yang dialami oleh Aidil Fitra siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Sibolga yang menjadi korban penganiayaan kelompok geng anak. Ia dikeroyok tanpa ada sebab, hingga mengalami luka-luka hingga muntah saat kejadian.
“Kejadiannya sekitar sabtu kemarin bang, aku pulang sekolah saat itu baru beli Es di gerbang sekolah, tiba-tiba ada yang negur dibilangnya aku mukul adeknya, terus tanpa ada penjelasan kawan-kawannya langsung memukul dan menendang, sampai aku jatuh diaspal, itu pun masih di tendang mereka,” ucap Aidil Fitrah saat di temui di sekolahnya, jalan Damai Sibolga, Kecamatan Sibolga Selatan. Jumat,(11/10/2019)
Aidil menjelaskan, dirinya sama sekali tidak mengenal kelompok itu, tetapi ia mengingat bahwa ada berupa genk-geng (kelompok) anak-anak yang kegiatannya anarkis terhadap seumurannya.
“Betul bang, aku gak kenal siapa mereka, tiba – tiba saja mereka kayak gitu, aku dan orang tua ku sudah melaporkan kejadian ini ke polisi, untuk ditangkap mereka, agar tidak ada lagi kejadian seperti itu kepada kawan-kawan ku,” Ucapnya.
Akibat kejadian itu, pihak sekolah memohon pihak keamanan dan Satpol PP Pemkot Sibolga meningkatkan patroli kasih sayang, mengingat kelompok tersebut merupakan usia pelajar.
“Kami dari pihak sekolah, atas kejadian itu berkordinasi dengan pemerintaham setempat dan pihak keamanan untuk melakukan penertiban terhadap kelompok – kelompok itu. Bagaimana pun, akibat kejadian tersebut, orang tua jadi resah dan merasa tidak nyaman atas keamanan anaknya sekolah di sini,” Ungkap Kepala Madrasah M Saihun Silitonga.
Dikatakan Saihun, kehadiran Gank anak di sekitar sekolahnya, telah mengancam keamanan siswa.
Dikhawatirkan, berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan orangtua siswa untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Muhammadiyah Kota Sibolga.
“Ini kan bisa merugikan bagi sekolah kami, Kasihan anak kita kalau masalah ini tidak segera ditindaklanjuti, anak itu kan generasi penerus masa depan bangsa,†katanya.
Sementara itu, Kapolsek Sibolga Selatan Iptu Bremer Hulu mengatakan kasus pengeroyokan terhadap siswa Madrasah di Muhammadiyah Sibolga, dalam proses penyelidikan.
“Itu sedang kita proses, mengingat para pelakunya masih dibawah umur, jadi penanganannya harus melalui prosedur dan tidak asal,” kata Iptu Bremer.
Dikatakan Kapolsek, Aktivitas Genk Anak ini menjamur diindikasikan diakibat Media Sosial, yang penggunaan tanpa ada pengawasan dari orang tua.
“Terpengaruh dari media sosial, mereka tidak paham, karena konotasi geng adalah kelompok yang nakal, jadi mereka tiru. Ini harus menjadi perhatian kita bersama, dan dalam persoalan ini, orangtua harus turut serta membantu Kepolisian mengingatkan anaknya untuk tidak terjerumus dalam kenakalan anak seperti aksi tawuran,” ujarnya.
Untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat, Bremer menyebut, Polsek Sibolga Selatan tetap rutin melakukan patroli guna meminimalisir terjadi gangguan keamanan di wilayah hukumnya.
“Upaya kita melaksanakan patroli pagi, siang sore dan malam. Termasuk untuk mengantisipasi kenakalan anak-anak,†terang kapolsek Iptu Bremer.