digtara.com | TEBING TINGGI – Bayi perempuan yang ditemukan di areal perkebunan kelapa sawit di Afdeling-I, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Kota Tebing Tinggi.
Bayi malang itu bahkan harus dirawat di dalam kotak pemanas atau inkubator, karena kondisinya yang melemah.
“Masih dirawat, sekarang di inkubator karena kondisinya melemah. Dia ditangani oleh tim dokter kita dari Kepolisian,”sebut Kasat Reskrim Polres Tebingtinggi, AKP Rahmadani, Selasa (18/6/2019).
Sementara itu untuk perkembangan pencarian orangtua bayi itu, Rahmadani mengaku pihaknya masih terus berusaha untuk itu Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi yang mungkin mengetahui informasi terkait orangtua bayi tersebut.
Bayi perempuan yang diduga sengaja dibuang orangtuanya di areal perkebunan kelapa sawit PT Paya PInang. Bayi tersebut diduga dibuang untuk menutupi hubungan gelap orangtuanya (erwan/digtara)
“Perbuatan orangtua bayi ini sungguh kejam. Tapi kita akan terus mencari. Kita harap hati orangtuanya terbuka dan mau menjemput bayi tersebut,”tukasnya.
Polisi, lanjut Rahmadani, menduga bayi terebut adalah hasil hubungan gelap orangtuanya. Bayi itu sengaja dibuang untuk menutupi hubungan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, bayi berjenis kelamin perempuan tersebut ditemukan di areal perkebunan kelapa sawit milik PT Paya Pinang, di Afdeling-I, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kota Tebing Tinggi pada Senin, 17 Juni 2019 pagi kemarin.
Bayi tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya berselimut darah dan tali pusar masih menempel di tubuhnya.
Saat ditemukan, bayi itu hanya dibungkus dengan seragam sekolah berwarna putih yang di sisi kanannya tertulis SMP Negeri 7 Tebing Tinggi. Tubuh bayi itu bahkan mulai dikerumuni semut rangrang.
Beruntung bayi tersebut cepat ditemukan oleh salah seorang pekerja perkebunan yang tengah memanen sawit di lokasi dekat epembuangan bayi tersebut.
[AS]